Minggu, 29 November 2009

Perspektif Historis Puasa



Oleh: Prof Abu Su'ud


     ENTAH memang disengaja atau tidak atau dirancang oleh Allah atau tidak, kalau dipikir-pikir ibadah puasa di bulan Ramadan sangat berkaitan dengan peristiwa manusia di masa lampau. Sejarahwan Mpu Ratnangsah, menurut buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca dari Majapahit, mengatakan sejarah adalah kramaning tuha-tuha atau perilaku orang terdahulu. Dari sudut pandang ini, kalau begitu dapatlah dikatakan puasa Ramadan sangat berkaitan dengan semangat sejarah, dengan kata lain ibadah Ramadan memiliki kemampuan untuk membangkitkan kesadaran sejarah.
      Kesadaran pertama tentang peristiwa masa lampau termaktub dalam Surat Al Baqarah, yang seperti wajib dikutip oleh para penceramah kultum dalam rangkaian ibadah tarawih di malam puasa. Di dalam surat tersebut disebutkan, telah diwajibkan pada umat muslimin untuk menjalankan ibadah puasa sebagaimana telah pula diwajibkan kepada umat di masa lampau. Sadarlah kita puasa sebagai sebuah amalan memang dilakukan oleh hampir semua umat beragama, meskipun dengan corak yang bermacam-macam.
      Pada intinya puasa itu merupakan tindakan menahan diri dengan menghentikan atau mengurangi perbuatan yang biasanya dilakukan, seperti untuk masa tertentu tidak makan minum atau melakukan hubungan seksual. Banyak sekali variasinya, ada yang mengurangi jenis makanan tertentu atau menghindari melakukan perbuatan selama masa tertentu. Menurut syariat Islam, ibadah puasa justru dilakukan selama bulan Ramadan. Nama ini sudah dikenal di masa pra-Islam. Kata Ramadan berarti masa musim panas sehingga disebut juga sebagai pembakaran. Sampai sekarang para ulama memberikan makna khusus ibadah puasa sebagai upaya pembakaran dosa-dosa di masa lalu.
     Dalam ayat berikutnya disebutkan, bulan Ramadan merupakan bulan saat Alquran diturunkan. Alquran merupakan petunjuk bagi umat manusia, sekaligus pembeda atau kriterium untuk membedakan hal-hal yang benar dari hal-hal yang batil.
    Termasuk pula Alquran merupakan alat untuk memberi penjelasan dari isi Alquran sehingga disebut Al Furqan atau pembeda. Selanjutnya ayat itu menekankan, barang siapa dalam hidupnya mengalami atau berjumpa kembali dengan bulan Ramadan, maka diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Ketentuan tersebut menunjukkan betapa sebuah peristiwa besar yang memiliki makna strategis bagi pengembangan umat manusia, yaitu peristiwa Alquran diturunkan, yang merupakan peristiwa sejarah yang harus dikenang, harus diperingati, harus diingat selalu, dan cara mengingatnya sudah ditentukan oleh Allah, yaitu menjalankan ibadah puasa.
     Di dalam Surat Al Qadar yang menceritakan Lailatul Qadar nyata sekali dijelaskan, peristiwa Alquran diturunkan untuk kali pertama pada satu malam yang dikenal Malam Qadar atau Lailatul Qadar. Saya tidak tahu mengapa Qadar itu biasa diterjemahkan menjadi malam kemuliaan. Di dalam Surat Al Qadar itu disebutkan, Allah telah menurunkan kitab Alquran pada Malam Qadar tersebut.
      Ada berbagai pendapat mengenai makna Lailatul Qadar. Pada umumnya pendapat tentang Malam Qadar itu berhubungan dengan pengertian futuristik, yaitu peristiwa-peristiwa yang setiap tahun terjadi di masa-masa lalu dan masa depan. Yang agak kurang biasa dikemukakan pengertian bahwa Malam Qadar itu sebuah peristiwa di malam hari yang terjadi di masa perang. Ketika itu Nabi Muhammad dan pasukannya yang berjumlah lebih kecil mampu mengalahkan serangan musuh dari orang kafir Quraisy yang memiliki kekuatan lebih besar.
     Diyakini pada malam itu turunlah pasukan malaikat dari langit yang merupakan pertolongan langsung dari Allah dan berhasil mengalahkan dan memukul mundur pasukan musuh. Di dalam sejarah perjalanan Rasulullah malam itu disebut ''Malam Taqqal Jam'an'', yaitu sebuah peristiwa yang terjadi pada suatu malam, malaikat turun untuk memukul mundur pasukan musuh.
    Dari ketiga peristiwa yang termaktub dalam Alquran tersebut dapatlah kita menyaksikan betapa ibadah puasa merupakan salah satu bentuk rasa syukur umat Islam berkaitan dengan peristiwa-peristiwa historis. Tentu tidaklah keliru, kalau ada yang lebih memandang Lailatul Qadar itu sebuah peristiwa untuk menghadapi masa depan. Kalaupun pemahaman itu benar, tepat pulalah anggapan bahwa sejarah yang berasal dari kata ''Sajaro'' yang berarti pohon. Hakikat pohon adalah sebuah tumbuhan yang berakar di masa lampau, tumbuh sebagai sebuah realitas sekarang dan akan selalu tumbuh di masa-masa akan datang.

Sesuatu yang Unik
      Sejarah Indonesia ternyata mencatat sesuatu yang unik dan menarik peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan bulan Ramadan. Tanggal 17 Agustus 1945 sebagai saat yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah Indonesia. Sebab, proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata terjadi justru di bulan Ramadan, tepatnya hari Jumat, bulan Ramadan, pada saat kaum muslimin melaksanakan ibadah puasa. Barangkali peristiwa semacam itu bisa saja dilupakan, dalam arti tidak berkaitan dengan bulan puasa Ramadan, namun tidaklah berlebihan pula kalau kita memandangnya sebagai sesuatu yang unik. Di dalam Alquran tersebut disebutkan, bulan Ramadan merupakan bulan saat Alquran diturunkan dan setiap Ramadan diwajibkan umat muslimin menunaikan ibadah puasa.
      Meskipun tidak termaktub di dalam Alquran bahwa di bulan Ramadan 14 abad kemudian setelah Alquran turun bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, tentu kita patutlah memandangnya sebagai sebuah rasa syukur. Sebagai umat muslimin, kita memandang dengan penuh keimanan, sementara itu sebagai warga bangsa kita pun patut bersyukur pula. Meskipun demikian, peringatan-peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia tidaklah diperingati pada bulan Ramadan, tetapi diperingati pada setiap 17 Agustus. Meskipun peristiwa yang bersamaan waktu itu memiliki semangat yang bersifat spiritual bagi umat Islam di seluruh Indonesia. Namun kita tidak perlu memandangnya sebagai peristiwa keagamaan, kita harus memandangnya secara proporsional. Memang benar kaitan antara saat perintah menunaikan ibadah puasa berkaitan dengan peristiwa Alquran turun dan berkaitan dengan peristiwa Lailatul Qadar ataupun Taqqal Jam'an.
     Karena itu, peristiwa-peristiwa tersebut memiliki makna keagamaan dan kita pun harus bersikap sesuai dengan ajaran agama, yaitu melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Meskipun demikian, ada sesuatu yang amat menarik kalau membandingkan antara peristiwa Nuzulul Quran dan peristiwa Proklamasi Republik Indonesia. Misalnya peristiwa Nuzulul Quran terjadi dalam bulan Ramadan bertepatan dengan umat Islam waktu itu berada dalam kancah peperangan yang menghadirkan peristiwa Taqqal Jam'an, yaitu Perang Badar.
Sementara itu, proklamasi kemerdekaan yang dianggap sebagai pertolongan Tuhan yang memberi dorongan kepada Bung Karno dan Bung Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan, juga terjadi pada bulan Ramadan. Dan tentu detik-detik proklamasi itu terjadi ketika bangsa Indonesia berada dalam masa penjajahan Jepang setelah untuk sementara penjajahan Belanda digantikan oleh penjajahan Jepang. Itu semua merupakan rentetan peristiwa historis baik yang terjadi di masa Rasulullah maupun yang terjadi di masa Proklamasi Kemerdekaan RI pada 14 abad berselang.
     Mudah-mudahan sebagai umat Islam dan warga bangsa Indonesia kita bisa membangkitkan kesadaran sejarah lewat pengamalan ibadah puasa. (14t)

- Penulis adalah Rektor Unimus yang berprofesi sebagai guru besar di unnes.

Kebahagiaan Orang Berpuasa
NABI Saw. berkata, ''Segala amal kebajikan anak Adam dilipatgandakan dengan sepuluh hingga 700 kali. Allah berfirman: Kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku memberikan pembalasan (pahala) kepadanya: ia telah meninggalkan syahwat dan makan-minumnya lantaran Aku. Seorang yang berpuasa memperoleh dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan ketika berhadapan dengan Allah...'' (HR Muslim)

Kemewahan Arkeologi

JUMLAH arkeolog di Indonesia barangkali tidak lebih dari jumlah jari tangan dan kaki. Terlebih arkeolog berjenis kelamin perempuan. Bukan lantaran fatwa perempuan tidak boleh menjadi ahli arkeologi. Mungkin saja profesi itu tak menarik minat kaum hawa.
''Arkeologi adalah jurusan yang mewah (luxury), karena itu tak banyak orang yang menekuninya,'' kata Dra Ufi Saraswati MHum, salah satu perempuan langka itu.
Di Unnes, atau mungkin juga di Jawa Tengah, Ufi adalah arkeolog satu-satunya. Di perguruan tinggi sebesar Universitas Indonesia (UI), jumlah mahasiswa arkeologi paling banter mencapai belasan orang. Bahkan saat menempuh S2 Arkeologi di UI, Ufi cuma punya satu kawan sekelas, Wayan dari Bali.
''Arkeologi adalah bidang kering. Secara material, tak banyak yang bisa didapatkan,'' kata spesialis peninggalan Hindu/Buddha itu.
Kera Ngalam (dalam bahasa walikan khas kampung halamannya, artinya arek Malang-red) kelahiran 6 Agustus 1966 ini memang berkarib dengan arkeologi selagi bocah. Sang ayah, M Habib Moestopo, seorang arkeolog yang sudah punya nama di Jawa Timur. Dari dia, Ufi belajar banyak soal kecintaan pada arkeologi. Dari dia pula, Ufi memperoleh bekal cukup tentang situs purbakala, fosil, candi, dan artefak warisan masa lalu.
Sedari TK
''Sejak usia TK, saya sudah diajak ayah berkeliling ke berbagai situs sejarah,'' katanya, saat Suara Merdeka menyambanginya, di jurusan Sejarah Unnes.
Istri Haryo Prasetyo ini merasa prihatin atas ketidakacuhan orang pada peninggalan sejarah. Ia tak habis pikir, mengapa orang kerap berpikir pendek, menjual temuan sejarah yang amat berharga.
Kasus ''kepindahan'' patung Buddha yang ditemukan seorang petani di Bonang ke Jakarta merupakan hal yang tidak pernah bisa dipahaminya. ''Memindahkan peninggalan purbakala dari tempatnya saja sudah pelanggaran. Apalagi menjualnya,'' keluh dia.
Pemindahan dan tentu saja, penghilangan benda sejarah merupakan perbuatan yang tidak termaafkan. Tindak kriminal yang diancam hukuman berat. Sebab meraibkan bukti sejarah sama artinya membuat masyarakat menjadi hilang ingatan.
Padahal, kata Ufi peninggalan sejarah akan berkurang maknanya, kalau bergeser dari tempatnya ditemukan. ''Itu disebut in-situ. Semacam barang bukti pada penyelidikan kepolisian. Kalau sudah berpindah atau dipindahkan, nilainya jauh berkurang.''
Tak pelak, Ufi Saraswati merupakan salah satu kemewahan arkeologi. Satu dari sangat sedikit orang yang tertarik dan bersedia menggumuli peninggalan sejarah. Kini dari rumahnya di Jalan Talang No. 10 Candi Baru Semarang, Ufi menyemaikan cinta sejarah pada ketiga anaknya.

Sumber: Suara merdeka
Terbit: Rabu, 24 juli 2004

Kamis, 06 Agustus 2009

Topi Reggae Jamaica dan Gitar Mbah Surip Ditawar 1 Miliar...

Selain topi reggae, penampilan Mbah Surip dilengkapi kaos serta celana panjang aneka warna dan gitar Spanyol. Atribut itu kini diburu orang kaya untuk dikoleksi. Kabarnya, ada yang berminat membeli dengan nilai Rp1 miliar.

Bos Arion Grup, Murphy Hutagalung, termasuk yang kebelet untuk memiliki benda-benda peninggalan almarhum Mbah Surip tersebut. Ia mengutarakan pernak-pernik Mbah Surip menjadi bagian dari sejarah permusikan di tanah

Topi khas ala Bob Marley milik Mbah Surip dan gitar nya mau dibeli Rp 1 Miliar

Topi khas ala Bob Marley milik Mbah Surip dan gitar nya mau dibeli Rp 1 Miliar

air.

“Pernak-pernik itu bisa menjadi saksi sejarah bahwa di negeri ini pernah lahir seorang seniman besar, namun tetap bersahaja. Karena itu, saya berminat mengkoleksinya,” ujarnya, tadi malam.

Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (DPP Organda) tersebut menyatakan soal harga bisa dibicarkan dengan pihak ahli waris.

“Lebih bagus kalau pemerintah yang mengkoleksinya, terutama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,” usul pengusaha properti dan angkutan umum itu.

Peminat lain yakni Ody Mulya, Produser Maxima. Ia mengemukakan sejumlah kawan pengusaha sudah bisik-bisik menyatakan berminat membeli dan mengoleksi atribut pelantun lagu Tak Gendong tersebut.

“Terutama topi pintal warna-warninya itu lho, reggae banget. Banyak kawan saya yang juga pengusaha bilang, berminat membeli. Bahkan, ada yang bilang harga semiliar juga oke, sambil tertawa ha, ha, ha… Saya berminat juga, tapi nggak sampe mahal-mahal,” ujar pemilik Maxima, yang akhir-akhir ini gencar memproduksi film layar lebar tersebut.

BANTU KELUARGA ALMARHUM

Orang tajir alias kaya lainnya adalah Edy Hartawan, kontraktor di sejumlah proyek besar departemen. Ia mengutarakan berminat membeli untuk koleksi. “Yang lebih terpenting adalah pembelian itu untuk membantu keluarga almarhum,” cetusnya.

Edy Hartawan dikenal juga sebagai Ketua Umum Laskar Merah Putih, yang dewasa ini akrab dengan Manohara, model cantik, itu mengutarakan, keluarga almarhum patut dibantu karena Mbah Surip selama ini begitu besar sumbangsihnya dalam dinamika kebudayaan di tanah air.“Saya mau beli atribut Mbah Surip. Soal harganya musti negosiasi,” katanya.

Perihal pernak-pernik yang selalu dikenakan Mbah Surip, mewakili keluarga, Almunir Rakhmat, mengemukakan topi reggae Mbah Surip ada 8 buah, kaus garis-garisnya, sepatu koboi warna hijau dua pasang dan dua pasang sepatu lainnya serta dua gitar.

“Keluarga masih menyimpan. Kami belum memikirkan apakah akan disimpan atau dilelang. Kami masih amat berduka setelah kepergian almarhum,” jelas Almunir dari, Surabaya Community tersebut.

Mbah Surip seniman tarik suara yang lagi berada di puncak kejayaan, Selasa (4/8), meninggal dunia secara mendadak di rumah sang sahabat, Mamiek Prakoso, komedian, Kelurahan Makasar, Jakarta Timur.

Jenazah Mbah Surip dikubur sesuai dengan wasiatnya, di Kompleks Padepokan Bengkel Teater Depok, Jawa Barat, milik seniman WS Rendra. Sebelum dikubur, berlangsung pernikahan putrinya di sebelah jasad yang membujur kaku.

ROYALTI LEBIH CEPAT

Informasi lain diperoleh dari produser atau penerbit lagu-lagu Mbah Surip, PT Falcon Record. Pihaknya, akan berusaha meminta kepada pihak operator telepon selular untuk mempercepat pembayaran royalti lagu Tak Gendong.

“Kita lihat desakan masyarakat, jadi kita akan mengusahakan kepada pihak penyelenggara yaitu operator telepon seluler,” kata Adit Obe dari PT Falcon.

Pembayaran royalti itu terkait lagu Tak Gendong yang dijual dalam bentuk ring back tone (RBT) atau nada panggil pribadi pada pelanggan operator seluler bersangkutan. Banyak orang memperkirakan, dari royalti tersebut, Mbah Surip belimpah uang. Fenomena itu justru masih misteri karena keseharian Mbah Surip hidup Ngebelangksak alias sengsara.

Tempat tinggalnya saja numpang di rumah sahabat, di rumah petak Kampung Artis Cipayung, Jakarta Timur, atau sering pula bermalam di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta Selatan (Pos Kota, 5/8).

Menurut Adit Obe, sebenarnya pembayaran royalti seperti ini sudah ada aturannya, setiap bulan misalnya. Mengingat masalah ini mencuat dan menjadi pembicaraan masyarakat, PT Falcon akan mengusahakannya lebih cepat untuk dicairkan.

Hanya saja, kata Adit, setelah meninggalnya Mbah Surip, pihaknya masih akan memperjelas dulu. Siapa yang akan mendapat kuasa untuk menerimanya? “Ini permasalahan sensitive. Apakah ada wasiat khusus almarhum atau cukup kepada para ahli waris?” sambungnya.(Pos Kota)

Senin, 16 Februari 2009

Tentang Bung Karno

Tanah airku lebih penting dari pada keluargaku


itulah sebilah kata yang pernah diucapkan bung karno...
Dibawah adalah sejarah singkat perjalanan hidup bung karno...








The founding father
Soekarno di tengah elu-elu warga Indonesia yang mencintainya

SOEKARNO
Ir. Soekarno1 (6 Juni 1901 - 21 Juni 1970) adalah Presiden ndonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia menerbitkan Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial itu, yang konon, antara lain isinya adalah menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga kewibawaannya. Tetapi Supersemar tersebut disalahgunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk merongrong kewibawaannya dengan jalan menuduhnya ikut mendalangi Gerakan 30 September. Tuduhan itu menyebabkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang anggotanya telah diganti dengan orang yang pro Soeharto, mengalihkan kepresidenan kepada Soeharto.

Latar belakang dan pendidikan
Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa. Ibunya berasal dari Bali. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).
Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Masa pergerakan nasional
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membaraseperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hassan. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.


Masa penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk “mengamankan” keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer. Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hookokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri. Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh
Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri. Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.
Masa Perang Revolusi

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI,Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan tanggal turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby. Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta keYogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.
Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.

Masa kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI.
Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai “kabinet semumur jagung” membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai “penyakit kepartaian”. Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat “bom waktu” yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRT). Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia “bercerai” dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat “memenuhi” cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami pengucilan oleh suksesornya yang “durhaka” Jenderal Suharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.

Tentang nama Soekarno

Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi
Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah. Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.
Siapa Ahmad Soekarno?
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Ahmad Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke
Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno?” karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Ahmad di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia.

Istri Soekarno
Soekarno pernah mempunyai hubungan dengan beberapa wanita. Mereka adalah:
1. Oetari
2. Inggit Garnasih
3. Fatmawati
4. Hartini
5. Ratna Sari Dewi (nama asli: Naoko Nemoto)
6. Haryati
7. Yurike Sanger
8. Kartini Manoppo
9. Heldy Djafar
Beberapa di antaranya kemudian dinikahinya.

Minggu, 15 Februari 2009

sang seniman muda untuk Indonesia

winarso dilahirkan di pati, 19 november 1990 Dia dibesarkan dalam keluarga yang sederhana.

Semasa kecil di pati, beliau sangat rapat dengan keluarganya. Keakraban ini begitu memberi kesan kepada hidup beliau. Dalam hidupnya yang amat jarang berduka, salah satu kepedihan terhebat adalah saat kakaknya meninggal dunia. beliau melukiskan kedukaan itu dalam sajak yang luar biasa pedih:

Bukan kematian benar yang menusuk kalbu/ Keridlaanmu menerima segala tiba/ Tak kutahu setinggi itu atas debu/ Dan duka maha tuan bertahta

Sesudah tuhan yang maha esa, ibu adalah wanita yang paling beliau puja. Dia bahkan terbiasa membilang nama ayahnya, Tulus, di depan sang Ibu, sebagai tanda menyebelahi nasib si ibu. Dan di depan ibunya, beliau acapkali kehilangan sisinya yang liar. Beberapa karya sastra beliau juga menunjukkan kecintaannya pada ibunya.

Sejak kecil, semangat beliau terkenal kedegilannya. Seorang teman dekatnya beliau, pernah membuat suatu tulisan tentang kehidupan beliau ketika semasa kecil. Menurut dia, salah satu sifat beliau pada masa kanak-kanaknya ialah pantang dikalahkan, baik pantang kalah dalam suatu persaingan, maupun dalam mendapatkan keinginan hatinya. Keinginan dan hasrat untuk mendapatkan itulah yang menyebabkan jiwanya selalu meluap-luap, menyala-nyala, boleh dikatakan tidak pernah diam.

Rekannya, irul pun punya kenangan tentang ini. “Kami pernah bermain catur bersama, dan dia kalah. Tapi dia tak mengakui kekalahannya, dan mengajak bertanding terus. Akhirnya saya kalah. Semua itu kerana kami bertanding di depan para gadis.”

Wanita adalah dunia beliau sesudah buku. Tercatat banyak nama sebagai gadis yang dikejar-kejar beliau. Dan nama gadis itu bahkan masuk ke dalam puisi-puisi beliau. Namun gadis tersebut tidak yang mau menjadi kekasihnya.

perjalanan hidup beliau semakin berantakan. Disebabkan kesulitan ekonomi, dan gaya hidup beliau yang tak berubah, Tak lama setelah itu, beliau merantau keluar kota tepatnya disemarang. disemarang beliau menjalani karir sebagai seorang mahasiswa, saat itulah beliau menekuni kehidupanya sebagai seorang sastrawan muda.

Umur beliau memang muda. Tapi kemudaan itu meninggalkan banyak hal bagi perkembangan kesusasteraan Indonesia. Malah dia menjadi contoh terbaik, untuk sikap yang tidak bersungguh-sungguh di dalam menggeluti kesenian. Sikap inilah yang membuat beliau, harus meminta maaf, saat mengenang kematian seniman- seniman indonesia, “Saya minta maaf, karena kini saya hidup di suatu dunia yang bertentangan dengan duniamu para seniman, sejarahmu tak pernah aku lupakan.”


Selasa, 06 Januari 2009

INNAALILLAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI'UN

Telah meninggal dunia dengan tenang Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Nama: Prof. Drs. Hartono Kasmadi, M.Sc
Tempat, tgl / lahir: Jakarta, 01 September 1940
Agama: Islam
Alamat: Jl. Badak III/33 kel. Pandean Lamper Kec. Gayamsari Semarang

Meninggal Dunia:
Hari : Selasa, 6 Januari 2009
Pukul : 07.30 WIB
Usia : 69 Tahun
Dimakamkan : Pemakaman Kel. UNDIP Tembalang

Keluarga:
Istri: PROF. DR. SRI REJEKI HARTONO,SH.

Putra / Putri:
1. Paramita Prananingtyas, SH, LLM.
2. Dorojatun Prihandono, SE.,MM.

CUCU
1. Indira Ahimsari Soetomo,
2. Prataya Paramita P. Sortom
3. Ratna Pramesti Alifia
4. Andika Widi Laksana

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SR Lingga Tahun 1954
2. SMPN II Tahun 1958
3. SMAN-A Sasbud Tahun 1961
4. IKIP Malang Jurusan Sejarah Tahun 1966
5. Master of Science Syracuse University,USA Tahun 1976

RIWAYAT PEKERJAAN / PANGKAT
1. Penata Muda, III-a Th. 1969
2. Penata Muda Tk. I, III-b Th. 1972
3. Penata, III-c Th. 1974
4. Penata Tk. I, III-d Th 1977
5. Pembina, IV-a Th. 1980
6. Pembina Tk. I, IV-b Th. 1985
7. Pembina Utama Muda, IV-c Th. 1987
8. Pembina Utama Madya (Guru Besar), IV-d Th. 1991
9. Pensiun tmt 1 Oktober 2005

RIWAYAT JABATAN :
1. Kepala Hubungan Masyarakat 1967-1970
2. Kepala Bagian Statistik 1967-1970
3. Pembantu Dekan I FPIPS 1978-1982
4. Kepala UPBJJ 1982-1986
5. Dekan FPIPS 1982-1986
6. Pembantu Rektor Bidang Akademi IKIP Semarang 1986-1998
7. Kepala Pusat Penjaminan Mutu 2006-2007
8. Staf Ahli Rektor UNNES 2007-2008
9. Anggota AECT USA, Washingtot D.C 1984
10. Ka. ISPI Pengda Jateng 1986-2007. 1986
11. Anggota Educational Facilities Association, Jepang, 1998-Sekarang. 1998
12. Ketua II Yayasan Univesitas Wahid Hasyim, Semarang 2004-sekarang
13. Ketua Yayasan Universitas Islam Darurulum UNDARIS Ungaran 2006-sekarang
14. Anggota Adhoc Standar ISI BSNP 2006
15. Staf Ahli Gubernur Akademi Kepolisian 2006-2008

TANDA JASA / PENGHARGAAN
1. Satyalancana Karya Satya 20 Th tahun 1996
2. Bintang Jasa Utama tahun 1998

Rektor dan segenap warga Universitas Negeri Semarang turut berdukacita. Semoga arwahnya diterima disisi Allah SWT. dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kesabaran.